Pada akhir tahun 2024, permintaan institusional terhadap Bitcoin mencapai puncak baru. Menurut analis Sam Callahan, jumlah institusi yang memegang investasi jangka panjang dalam Bitcoin telah meningkat menjadi 1.573. Angka ini mencakup bank, hedge fund, kantor keluarga, dan dana pensiun. Namun, pertanyaan besarnya tetap sama—apakah ini cukup bagi Bitcoin untuk mencapai rekor tertinggi baru?
Callahan menunjukkan bahwa minat institusional terhadap Bitcoin masih dalam tahap awal. Alokasi BTC rata-rata dalam portofolio ini hanya 0,13%. Para investor terkemuka seperti Horizon Kinetics dan Brevan Howard melakukan investasi signifikan dalam Bitcoin, tetapi sebagian besar dana tetap berhati-hati.
Meski demikian, trennya jelas: dengan makin banyaknya pemain institusional dan alokasi Bitcoin, penggunaan massal emas digital tampaknya tak terelakkan. Satu-satunya pertanyaan adalah seberapa cepat proses ini akan memicu lonjakan harga.
Integrasi Bitcoin ke dalam keuangan arus utama dipercepat pada tahun 2025
Integrasi Bitcoin ke dalam produk keuangan arus utama makin cepat. Bank investasi terkemuka, termasuk BlackRock dan Fidelity, memperluas penawaran mereka dengan menggabungkan BTC ke dalam produk terstruktur dan ETF. Ini tidak hanya menciptakan mekanisme permintaan baru, tetapi juga meningkatkan stabilitas pasar.

SEC mengonfirmasi: Bitcoin memasuki dunia keuangan arus utama
Indikator lain dari penggunaan Bitcoin oleh institusi adalah lonjakan penyebutan Bitcoin dalam pengajuan SEC. Menurut Joao Vedson, referensi terhadap BTC dan Ethereum dalam laporan SEC mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Februari 2025.
Ini mencerminkan perhatian regulasi yang makin meningkat dan munculnya standar industri baru. Dengan penggunaan Bitcoin oleh kalangan raksasa keuangan dan pergeseran regulasi di bawah pemerintahan Trump, integrasi institusional BTC ke dalam keuangan tradisional mungkin akan makin cepat.
Persetujuan ETF Bitcoin di AS menjadi sebuah tonggak penting. Langkah ini memberikan akses kepada para investor institusional ke BTC melalui instrumen keuangan yang diatur dan dikenal, menghilangkan hambatan untuk penggunaan massal. Akibatnya, volume trading ETF Bitcoin mencapai rekor tertinggi, sementara volatilitas menurun, yang berkontribusi pada stabilitas jangka panjang aset tersebut.
Namun, terlepas dari perubahan mendasar ini, permintaan ritel tetap lesu. Konsolidasi Bitcoin saat ini menandakan keraguan pasar, yang didorong oleh faktor makro dan struktur pasar teknikal.
Analisis teknikal: apa yang ditunjukkan oleh peta likuidasi?
Konsolidasi Bitcoin di sekitar $96.500 berlanjut, mendorong para analis untuk memeriksa dengan cermat peta panas likuidasi BTC. Analis Kevin telah mengidentifikasi kluster likuiditas anomali di $91.000 dan $111.000, menunjukkan potensi pergerakan harga yang tajam.
Peta panas likuidasi BTC/USDT di Binance menunjukkan probabilitas tinggi terjadinya short squeeze ke atas. Fenomena ini—saat likuidasi posisi short massal memaksa harga BTC naik—dapat bertindak sebagai pemicu utama untuk rally menuju $111.000.
Menurut Kevin, sentimen pasar telah mencapai tingkat kritis: prediksi bearish, keluarnya massal analis dari media sosial, dan negativitas yang berlaku bisa menjadi tanda reversal bullish yang akan terjadi.
Level teknikal kunci tetap berada di zona $100.000, yang memiliki signifikansi psikologis. Jika BTC menembus ambang ini, aliran modal baru—termasuk pembelian institusional—dapat mempercepat kelanjutan pertumbuhan.
Pendorong pertumbuhan fundamental: paradigma ekonomi baru
Faktor penting lainnya yang mendukung pertumbuhan jangka panjang Bitcoin adalah perubahan lanskap moneter global. Pengusaha dan politisi Vivek Ramaswamy menyoroti bahwa pergeseran menuju kebijakan moneter ketat memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali strategi manajemen modal. Bitcoin menjadi aset cadangan yang makin menarik dalam perbendaharaan perusahaan.
Situasi ini mengingatkan pada tahun 2020, ketika MicroStrategy memprediksi Bitcoin akan melindungi asetnya dari inflasi. Sekarang, perusahaan besar di seluruh dunia mungkin mengadopsi strategi serupa, terutama di tengah ketidakpastian di pasar keuangan tradisional.
Perusahaan yang mengintegrasikan BTC ke dalam neraca mereka telah menunjukkan lebih tahan terhadap guncangan pasar. Dalam kondisi suku bunga tinggi dan dolar yang melemah, Bitcoin muncul sebagai lindung nilai—tidak hanya untuk para investor ritel, tetapi juga untuk pelaku korporat.
Selain itu, penambangan Bitcoin terus menguat: hashrate jaringan mencapai rekor baru, dan perusahaan penambangan institusional meningkatkan kapasitas. Ini menandakan kepercayaan jangka panjang pada masa depan BTC dan meningkatkan keamanannya.
Prospek Bitcoin: ke mana BTC menuju?
Mengingat kondisi makroekonomi saat ini, minat institusional yang meningkat, dan faktor teknis, dua skenario kunci realistis.
- Skenario bullish. Adopsi institusional yang berkelanjutan, kenaikan permintaan ritel, dan breakout ke atas $96.500 dapat menyebabkan terbentuknya pengujian $111.000, diikuti oleh rekor tertinggi baru. Jika rally menguat, Bitcoin bisa mencapai $150.000 pada akhir 2025.
- Skenario bearish. Kurangnya permintaan yang cukup, tekanan regulasi, dan meningkatnya imbal hasil obligasi dapat membuat BTC tetap dalam rentang, dengan kemungkinan penurunan menuju $91.000. Jika terjadi krisis keuangan global, Bitcoin dapat sementara terkoreksi ke $80.000.
Namun, sejarah menunjukkan bahwa periode pesimisme ekstrem di pasar Bitcoin sering mendahului rally terkuat. Para investor harus memantau dengan cermat aliran likuiditas, aktivitas institusional, dan tren makroekonomi untuk membuat keputusan cermat pada saat yang tepat.