Emas tetap terjebak dalam rentang trading multihari, berjuang untuk mencapai rekor tertingginya. Kekhawatiran para investor terhadap potensi perang dagang global yang dipicu oleh tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump memperkuat status emas sebagai aset safe haven. Selain itu, kekhawatiran bahwa kebijakan proteksionis dapat memicu tekanan inflasi semakin memperkuat peran emas sebagai lindung nilai terhadap kenaikan harga.
Sementara itu, kekhawatiran terhadap kesehatan konsumen AS dan prospek pertumbuhan ekonomi membebani dolar AS, mendorongnya ke level yang terakhir terlihat pada 10 Desember. Dikombinasikan dengan ketegangan geopolitik, faktor-faktor ini memengaruhi harga logam mulia. Namun, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lama membatasi potensi kenaikan emas.
Dari sudut pandang teknikal, Indeks Kekuatan Relatif (RSI) pada grafik harian tetap di atas level 70, yang menunjukkan kondisi overbought. Hal ini menghalangi para trader untuk memulai posisi bullish baru, memperkuat pergerakan harga dalam rentang. Namun, breakout ke atas $2.950 dan rekor tertinggi di dekat $2.955 akan dilihat sebagai pemicu bullish baru, yang memungkinkan XAU/USD untuk memperpanjang tren naik selama dua bulan.
Saat penurunan, pembeli diperkirakan akan muncul di sekitar zona $2.920–2.915. Di bawah ini, support selanjutnya berada di $2.900 dan $2.880. Breakout yang jelas ke bawah level ini dapat mempercepat penurunan menuju rentang $2.860–2.855, diikuti dengan pergerakan menuju $2.834 dan akhirnya level psikologis kunci $2.800.