Euro dan pound mencatat kenaikan signifikan selama sesi perdagangan Asia hari ini, dan ada alasan objektif untuk hal ini.
Pelemahan tajam dolar AS selama sesi Asia secara langsung terkait dengan spekulasi bahwa Jerome Powell mungkin diberhentikan dari posisinya sebagai Ketua Federal Reserve. Dilaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump mendorong hal ini karena jelas tidak puas dengan kepemimpinan Powell.
Rumor semacam ini telah memicu kepanikan di pasar mata uang, karena pengunduran diri Powell—terutama di bawah tekanan presiden—akan merusak kepercayaan terhadap independensi The Fed. Para trader khawatir bahwa campur tangan politik dalam kebijakan moneter dapat mengarah pada keputusan sembrono yang ditujukan untuk keuntungan jangka pendek daripada stabilitas ekonomi jangka panjang. Hal ini telah melemahkan dolar terhadap beberapa mata uang utama. Kekhawatiran semakin meningkat dengan kritik terbaru Trump terhadap Powell karena tidak bertindak untuk menurunkan suku bunga, yang menurut Presiden, menghambat pertumbuhan ekonomi.
Kelemahan dolar juga terkait dengan berlanjutnya ketidakpastian mengenai arah kebijakan perdagangan AS. Negosiasi perdagangan yang berkepanjangan dengan Tiongkkok dan ancaman tarif baru terus membebani dolar.
Mengingat tidak ada data yang dijadwalkan untuk dirilis hari ini dari Inggris atau zona euro, ada lebih sedikit alasan untuk menjual pound Inggris atau euro dalam kondisi pasar saat ini. Tanpa data ekonomi baru dari Inggris dan Uni Eropa, para trader kekurangan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan. Dalam konteks ini, dengan kurangnya input kunci di pasar, spekulasi pada pound dan euro menjadi kurang dibenarkan dan lebih berisiko. Namun, penting untuk diingat bahwa kekurangan data ini hanya merupakan faktor sementara. Begitu angka ekonomi baru dirilis, pasar akan segera merespons, dan aset berisiko mungkin kembali berada di bawah tekanan.
Strategi Mean Reversion lebih disukai jika data sesuai dengan ekspektasi para ekonom. Jika data secara signifikan melebihi atau jauh di bawah ekspektasi, strategi Momentum menjadi pendekatan yang paling efektif.
Strategi Momentum (Breakout):
EUR/USD
Pembelian saat breakout 1,1535 dapat mengarah pada kenaikan menuju 1,1580 dan 1,1652.
Penjualan saat breakout 1,1480 dapat mengarah pada penurunan menuju 1,1465 dan 1,1400.
GBP/USD
Pembelian saat breakout 1,3420 dapat mengarah pada kenaikan menuju 1,3465 dan 1,3510.
Penjualan saat breakout 1,3380 dapat mengarah pada penurunan menuju 1,3335 dan 1,3285.
USD/JPY
Pembelian saat breakout 140,80 dapat mengarah pada kenaikan menuju 141,35 dan 141,85.
Penjualan saat breakout 140,40 dapat mengarah pada penurunan menuju 140,00 dan 139,80.
Strategi Mean Reversion (Pullback):

EUR/USD
Cari peluang untuk menjual setelah terbentuk breakout yang gagal ke atas 1,1558 dan kembali di bawah level ini.
Cari peluang untuk membeli setelah terbentuk breakout yang gagal ke bawah 1,1499 dan kembali di atas level ini.

GBP/USD
Cari peluang jual setelah terbentuk breakout gagal ke atas 1,3411 dan kembali di bawah level ini.
Cari peluang beli setelah terbentuk breakout gagal ke bawah 1,3367 dan kembali di atas level ini.

AUD/USD
Cari peluang untuk menjual setelah terbentuk breakout yang gagal ke atas 0,6445 dan kembali di bawah level ini.
Cari peluang untuk membeli setelah terbentuk breakout yang gagal ke bawah 0,6407 dan kembali di atas level ini.

USD/CAD
Cari peluang jual setelah terbentuk breakout gagal ke atas 1,3805 dan kembali di bawah level ini.
Cari peluang beli setelah terbentuk breakout gagal ke bawah 1,3780 dan kembali di atas level ini.